Entri Populer

Selasa, 18 Desember 2012

Dan Akhirnya





“MADINGGGGGGGGGGGGG”                                                                      


Cuma mading sepetinya yang hanya ada di pikiranku sekarang. Dan menurutku ini lebih membingungkan lagi dibandingkan dengan harus menghitung soal matematika!
Yes, that’s right I HATE MATHEMATIC. Majalah Dinding ? Pernah denger gak sihhhh? Hmmmmm keterlaluan banget kalau pelajar gak tau yang namaya MADING! Mading itu Bagai sayur tanpa kuah, mungkin itu ibarat paling pas untuk menggambarkan sekolah tanpa majalah dinding (mading). Sekolah yang "garing" adalah sekolah tanpa mading. Dengan kata lain, mading merupakan ajang dan sarana pelatihan siswa di dunia jurnalistik yang semakin berkembang dan dibutuhkan. Tidak berlebihan jika mading dikatakan sebagai cikal bakal lahirnya majalah sekolah versi cetak. Jika pembuatan mading berhasil dan konsisten, dapat dipastikan telah lahir majalah cetak yang bagus. Sementara ada yang berpendapat mading merupakan tolak ukur mutu sebuah sekolah. Mading dinilai sebagai wadah paling pas untuk mengasah sisi kreatifitas dan intelektualitas. Mading bukan hanya sebatas kertas berisi berita lalu ditempel begitu saja, melainkan ada proses creative dan intuitive agar mading terlihat menarik. Selain itu mading merupakan media informasi paling mudah didapat di sekolah. Pada dasarnya siswa butuh informasi di luar mata pelajaran sekolah, selain itu berita-berita ringan yang dimuat mading bisa mengusir stres gara-gara mikir pelajaran yng padat materi. Eitsssssssssssssss cukup sudah penjelasan tentang madding yaaaa. Entah sejak kapan aku terjun ke dunia ini . Dunia sasatra budaya lebih tepatnya. Sepertinya ini terjadi karena jabatanku ddalam Organisasi Intra Sekolah adalah Sie. Mading. Aku juga tak tau kenapa seniorku mempercayai aku untuk mengemban jabatan ini. Tetapi yah mau gimana lagi ? Toh aku juga mikirnya gini:                                                                                                                   “apapun itu jabatannya itu gak penting buat aku” yang terpenting adalah gimana caranya aku menjalankan tugasku dengan baik dan tidak mengecewakan siapapun yang telah mempercayai aku.”




\(´`)/\(´`)/\(´`)/


Suatu hari mbak indra atau yang lebih akrab dipanggil mbak indro mempertemukan aku dengan peserta mading Deteksi-Con 2k11. Jumalahnya sih gak banyak mungkin saat itu hanya sekitar sepuluh orang. Sambil terdiam ku coba tuk mengamati mereka satu persatu dan rata-rata dari mereka adalah cewek, berkerudung, dan bedgenya warna kuning bertuliskan MM. “Ohhh, merek anak Sebelas MM. Untuk memecahkan keheningan ku coba tuk memulai pembicaraan.

“mbak, kenalin namaku Doi, kalau mbak siapa?.”

“ohh iyaaa aku Mei dek dari 11 MM 3.” Ucap mbak berkerudung, mungil dan hitam manis itu.

Aku mengulurkan tanganku lagi pada seseorang yang berada disebelah mbak mei barusan, sambil berkata “kalau mbak?.”

“Aku Devi Yusniati Briel dek , sama satu kelas sama Mei.”

“oh iyaaa, namaku Fitri Ulumiyah, aku sama kok kelasnya sama mereka.” Ucap mbak yang agak hyperactive ini.

Akhirnya satu persatu akupun berkenalan dengan semuanya, dan kurasa diantara mereka juga terselip teman sekelasku. Aku ingin juga tuk menyapa mereka tapi, sudalah aku lagi unmood pagi ini.

Sejenak ku berpikir “ ya allah, ini benar-benar sekolah udah gak punya stock siswa  cowok kali yaaaaa? Sampai-sampai yang ikut lomba deteksi aja semuanya cewek nihh” [-____-]

“tanda-tanda kiamat beneran ada nih, jumlah populasi cewek lebih banyak daripada cowok.” Celetukku dalam benak lagi.

(_)(_)(_)(_)

Entah aku tak mengerti matanya mengawasi gerak-gerikku sejak tadi, sejak saya berkutat dengan tumpukan kertas warna-warni itu. Dia pun sendiri juga sedang ribet dengan desain Si-Det.  Sesekali aku memergokinya sedang menatapku, hmmm mungkin dia terlanjur malu. Beberapa menit ku tunggu reaksinya lagi, mungkin dia sudah terlanjur malu setelah kupergoki tadi.. Entah siapakah dirinya aku pun tak tahu, mungkin juga aku tak mau tahu. Tapi tuhan ada yang berbeda ketika aku melihat tatapannya, seperti ada sesuatu yang membuatku tertarik untuk mengungkapkan siapakah sosoknya itu  Sungguh aku tak bisa melupakanmu, sunguh aku ingat caramu menatapku. Caramu mencuri perhatianku. Senyummu yang terlihat natural namun tetap terlihat mempesona dalam pandangan. Suara yang agak cempreng, yappp lucu memang jika cowok mempunyai jenis suara seperti itu namun hal-hal itu seakan –akan sengaja diciptakan untuk tidak dilupakan. Tolong buat aku lupa, karena aku tak lagi temukan cara tuk menghilangkan dia dari pikiranku. Bisa dibilang Mading lah yang mempertemukan aku dengan dirinya. Yapsss, ternyata eh ternyata cowok itu juga ikut sebagai peserta mading Deteksi-Con 2k11.  Tapi aku tak ingin melupakan tugasku dalam kegiatan lomba ini. Seiring waktu berjalan aku mulai mengenal siapakah dirinya, apa kesukaannya, bagaimanakah sosok dia sebenarnya. Intinya THAT’S ALL ABOUT MAS IPIN.

(ʃ⌣ƪ) (ʃ⌣ƪ) (ʃ⌣ƪ)




*\( - ˆˆ​​​​ - )/* *\( - ˆˆ​​​​ - )/* *\( - ˆˆ​​​​ - )/*

Berap hari kita kenalan??? Cukup lama sepertinya. Samapi akupun lupa tanggal dan lupa harinya.Tepatnya memang aku sudah lupa, semua ini terjadi gara-gara bDet-Con 2k11. Tapi, ada satu hal yang tidak akan pernah ku lupakan, peristiwa yang terjadi didalamnya. Sungguh manis dan sulit sekali untuk




Sejak event deteksi itu hubungan ku dengan peserta mading pun tak sebatas hanya sampai ketika event itu selesai. Tetapi semakin membaik malah, semakin akrab dan semakin banyak saja orang yang ku kenal. Dan semakin dekat saja hubungan ku dengan dia, dia juga sudah menganggap aku sebagai adiknya sendiri. Entah sejak kapan akupun juga tak tahu, tapi aku merasa nyaman didekatnya, merasa terlindungi, merasa di khawatirkan, sudah banyak dan tak bisa dideskrisikan lagi semua pertolongan dan kebaikannya untuku selama ini. Banyak peristiwa yang ku lewati dengannya seperti

“dek, kamu jadi berangkat ke DBL ARENA apa enggak?”

“ayooo berangkat, sudah jam berapa ini?”

“iyaaa iyaaa, bentar aku ganti baju”

“mas ipin terus, selau mas ipin, apa-apa mas ipin, kemana-mana mas ipin” sahut mitha dari balik lemari perpus

“deggg, hati ku tersontak ya allah, aku sudah merasa nyaman dengan mas ipin, sku sudah merasa enjoy dengan mas ipin, ya allah aku gak mau kehilangan mas ipin, aku merasa memang jika mungkin selama ini hidupku terlalu ketergantungan banget sama mas ipin. Terus bagaimana jika mas ipin sudah lulus dari sekolah ini? Tetapi apa yang harus ku lakukan?apa aku harus melakukan segala cara agar mas ipin gak lulus sampai ia bisa sama sederajat denganku? Ohh picik banget memang, bodoh, terus gak masuk akal banget lah intinya! Dan apakah aku bakaulan setega itu untuk  mempunyai niatan seperti itu? Tidakkkk  doi gak seperti itu kok”

Sejak kejadian itu akupun sering menyendiri dan   memikrkan tentang nasibku nanti jika Mas Ipin sudah tidak ada di sekolah ini mungkin lebih tepatnya jika dia tak ada lagi di kehidupanku?

“dek, nanti pulang’nya kamu naik apa?”

“enggak tau mas” ucapku lesu

“terus? Gimana loh dek?”

“kalau bapak enggak bias jemput aku yanaik bus ajalah mnas. Ngapain harus repot-repot? J” candaku.

“tak jemput ya?”

“enggggg.”

“ lama banget mikirnya!”

“oke, kelamaan kalau harus nungguin kamu buat ambil keputusan dek!”

“terus gimana?”

“kalau bapak enggak bisa jemput kamu smsmas aja ya dek J” senyumnya mengembang lagi.

“ enggak perlu repot-repot deh mas”

“teus nanti kamu gimana?”

“ apa gunanya bus kota ?” ejekku.

“ mau pulang jam berapa kamu adek?”

“ mungkin  jam sembilan mas, itu pun kalau persconferancenya sudah selesaimas’ku” ucapku manja.

“haduh, pulang jam segitu lagi kamu?”

“iya” jawabku singkat.

“adek’ku, sudah ya, gak ada koment lagi, gak ada protes, jangan cerewet deh. Nanti kalau mendekati waktu mau pulang kamu HARUS SMS AKU! TITIKKKKKK” ucapnya geram.

“Iya deh, aku mau pulang dulu yaa.”

“iya, jangan ngebut, cdepet mandi terus sholat jum’at gih mas”

“iya adekku”

“mas pulang ya dek J”

Deru motornya kini semakin menjauh dan hilang di tengah kerumunan lalu-lintas Jalan Ahmad Yani siang itu.

“hufffft, akhirnya selesai juga”

Ku buka tas ranselku, dan aku coba merogoh ponselku yang ada didalamnya. Rasanya ini terjadi karena kesalahanku tadi terburu-buru memasukkannya, sehingga tak kuletakkan di kantong khusus untuk handpone seperti biasanya. Cukup lama memang baku berkutat mencari dimana hanponeku.




(‘-’ ) (._. ) ( ._.) ( ‘-’) (‘-’ ) (._. ) ( ._.) ( ‘-’)

Detik-detik itu telah datang menghampiri dan mebuatku cemas, gelisah, gundah gulana.

“ dok, kamu gak lihat mading ta?” teriak mas Alzera dari kejauhan.

“loh emang madingku kenapa, mas? Ada apa?” batinku panik.

“haduhhh, kemana aja kamu dek selama ini?”

“loh ada apa mas? Serius kok!” ucapku semakin menggebu.

“ haduhhh doiiiiiiiiiiiiii, ada pengumuman  Hasil UNAS anak kelas 3 loh” dengan nada tinggi.

“ iyaaa, terus aku harus ngapain mas?” ucapku lesu.

“ kamu gak mau lihat?”

“ nanti aja lah mas”

“yakinnnnnnnnnn??”

“iyaaaaaa mas Alzera Cita Pradisa”

“ Mas mu loh dok!”

“iyaaa, mas ipin kan ?”

“Nilainya dok, Nilai Bahasa Inggrisnya terutama”

“kenapa? Jelek yah?”

“salah besar kamu dok”

“terussss? Aku salah kecil?”

“ DHOIFATUL AGUSTIA KHASANAH, Nilai Bahasa Inggrisnya Mas Ipin itu 10 dek! SEMPURNA”

“Alhamduliilah mas al, beneran kan? Gak bohong?”

“ya sudah mas, mas ipin sekarang dimana?”

“di ruang 12 dek”

˘~)(~˘˘)~(˘˘~)(~˘˘)~



RUANG 12

“pin, di cari doi” teriak mbak tutut dari depan pintu

“yeeee, sotoyyyy mbak ini”

“aku tau kok, beneran deh. Kamu nyariin mas ipin kan?? Jangan bohong dek”

“iyaaa, hehe tau aja deh mbak ini”

“mas ipin, udah lihat mading?”

“iy dek, aku udah tau kok”

ƪ˘)┐ ƪ˘)ʃ ┌(˘˘)ʃ

Mungkin itu terakhir kalinya aku bertemu dengan dia, Kabar terakhir aku mendengar bahwa  Mas Ipin  mengikuti Pendidikan di Bandung. Dan aku  juga lost contac sama ma situ. Tapi aku merasa  jika cara mas ipin mebahagiakanku sebenarnya tidak cukup hanya sampai disitu.









“Tuhan, sejak lama kuinginkan sosoknya

Bahkan  sejak aku merasa bahwa disini aku kesepian

Disini aku sendiri, Aku butuh dia,  aku butuh kehadiranya

Dia yang bisa memebimbingku, menjagaku, menyayangiku.

Mungkin kah dia itu mas ipin? Atau bukan ?

Tapi aku mesasa jika sosok yang sejak dulu ku tunggu

Ku tunngu kehadiran sosoknya untuk hidupku”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar